10 KEBODOHAN MALINGSIA
Kamis, 2008 Januari 241. Merasa dirinya developed country, padahal GDP/capita hanya 5000 USD (angka inipun sudah dimanipulasi oleh Kerajaan Malaysia), experts memperkirakan angka yg benar adalah sekitar 1500-2000 USD/ kapita/ tahun...
2. Punya program luar angkasa, tapi tak punya teknologi pembuatan rocket..
3. Bangga dengan kemampuan memperkerjakan tenaga kerja asing, sementara uang mereka diperas dikirim ke nagara asal pekerja2 tersebut dan banyak warga mereka yg menganggur karena kalah bersaing..
4. Merasa universitas mereka terhebat di Asia.. baru terbuka matanya setelah keluar ranking baru bahwa merekalah yg paling rendah...setara dengan Somalia dan Sudan, agak sedikit di atas University of East Timor saja..
5. Bangga dengan Menara Petronas yang dibangun oleh Korea Selatan..
6. Mengeluarkan banyak uang untuk tourism marketing tapi memukuli dan menyiksa turis yg masuk... mana ada lagi orang yg mau datang..
7. Bangga sebagai negara yg banyak kedatangan turis. Lupanya dia bahwa turis yg masuk ke negaranya sebagian besar adalah orang Singapore yg mengunjungi family dan orang Indonesia yg hendak cari kerja... jadi bukan turis yg sebenar2nya...
8. Tidak bisa memanfaatkan potensi besar bangsa China dan India sebesar2nya karena rasa iri hati sehingga menggunakan NEP dan lain2 policies untuk membatasi perkembangan kekuatan bangsa China dan India..
9. Tidak mampu menciptakan budaya sendiri sejak nenek moyangnya hingga sekarang. Orang Amerika saja mampu menciptakan budaya sendiri yg berbeda dari orang Eropa.
10. Tingkat buta huruf masih mencapai 17% dari total populasi.
Betapa Menyebalkannya Malingsia !!!!!!
Malingsia, eh, Malaysia, memang menyebalkan. Beberapa waktu yang lalu warga negara kita dipukuli oleh polisi Malingsia padahal dia sedang menjadi duta bangsa Indonesia. Ya, polisi yang adalah aparat negara tega menganiaya orang dari Indonesia meskipun dia tidak bersalah. Mereka awalnya tidak mau minta maaf, namun karena desakan dari Indonesia yang bertubi-tubi, akhirnya mereka minta maaf. Aparat Malingsia itu merampas hak orang Indonesia dari rasa aman.
Kemudian ada lagi kasus wanita TKI yang diperkosa oleh anggota RELA, semacam satpol PP-nya Malingsia. Keterlaluan sekali mereka. Untuk kasus ini, mereka belum minta maaf. Mereka merampas kehormatan wanita asal Indonesia.
Suasana panas itu diperparah oleh hadirnya Astro, sebuah televisi berbayar yang berbasis di Malingsia, yang dianggap melakukan monopoli terhadap tayangan langsung Liga Primer Inggris. Penggemar sepakbola di Indonesia melakukan protes keras atas praktik bisnis yang dilakukan oleh Astro itu sampai akhirnya Lativi mendapatkan hak untuk menyiarkan satu pertandingan siaran langsung EPL per pekan. Astro dianggap merampas hak orang Indonesia untuk menonton tayangan langsung liga Inggris
Kini ada kasus baru lagi. Lagu Rasa Sayange yang sejak jaman kita masih TK sering dinyanyikan saat berlatih Pramuka, digunakan oleh Malingsia untuk mempromosikan pariwisata negeri itu. Ya, lagu itu dirampas begitu saja oleh Malingsia tanpa ijin dari Indonesia. Parah… Mereka merampas hasil kebudayaan Indonesia.
Well, lagu ini kemungkinan besar memang lagu rakyat yang bisa dikategorikan sebagai folklore. Bisa jadi memang kita tidak bisa membuktikan hitam di atas putih bahwa lagu ini diciptakan oleh orang Indonesia. Namun, secara etika sebaiknya Malingsia tidak menggunakan lagu yang nyata-nyata berasal dari Maluku untuk mempromosikan kebudayaan mereka.
Benar-benar Malaysia telah merampas banyak hal dari Indonesia. Tidak heran jika di berbagai forum banyak yang menyebut Malaysia sebagai Malingsia. Ya, kita tahu bahwa maling adalah pencuri atau perampas hak orang lain.
Lebih daripada itu, Malingsia juga mengklaim bahwa wayang dan batik juga sebagai milik mereka. Mereka mengatakan bahwa Indonesia tidak mempunyai hak untuk mengklaim bahwa Wayang sebagai milik negara kita. Apa alasannya? Mereka bilang Wayang dibawa oleh orang Hindu pada jaman Sriwijaya pada abad ke tujuh dan pertunjukan seperti ini menyebar ke Langkasuka (Kedah), Palembang, Batavia and Temasik.
Malaypler Doyan Di Jajah ..... Mati aja Loe
Eh malaypler tau gak lo Bung Karno melakukan konfrontasi dgn Malaysia dan mempropagandakan Ganyang Malaysia, karena Malaysia hanyalah boneka, yg menjadi target Bung Karno adalah dalangnya Malaypler, yaitu Inggris.Andaikan Bung Karno masih berkuasa jangan harap kita akan berdamai dgn Malaypler, bangsa remeh temeh yg idup dari toketnye Inggris.. kecuali dgn negara Malapler yg merdeka dan berdaulat. jadi walaupun tampaknya Malaypler bebas menentukan kebijaksanaan negerinya sendiri, pada hakekatnya tidak, karena Malaypler hanyalah negeri boneka, yg diatur dan dikendalikan oleh Inggris. Dan sebagai bangsa, Malaypler amatlah menyedihkan, karena tidak mempunyai pahlawan perjuangan, kasih tau ke gw mana pahlawan perjuangan malaypler!!! Satupun gak ada, yg ada cuman orang2 mental busuk, satu sama laen gak ada yg kompak..
Bahasa melayu dipake sama penduduk malaypler yg miskin2, kebanyakan pake bahasa mandarin sama inggris. Gak aneh kalo di sana daerah terpencil malaypler gak bisa berkomunikasi dgn daerah malaypler di tempat laen. Beda dgn Indonesia yg punya satu bahasa. karena itu Malaypler belum merdeka dan belum berdaulat. Walaupun layaknya seperti negeri berdaulat dan merdeka, tetapi fakta kenyataannya di Malaypler itu tidak ada Demokrasi, tidak ada kebebasan pers, tidak ada kebebasan berserikat dan berkumpul. Sehingga perilaku dan tindak-tanduk masyarakatnya terkadang aneh dan mengerikan, tetapi begitulah masyarakat koloni penjajahan, dan untuk menutupi dan melampiaskan kekecewaaan, iri hatinya dan ketidaksenangannya thd Indonesia, mereka melakukan provokasi-provokasi, pencurian, perampokan dan penyerobotan thd Indonesia.
Walaupun secara ekonomi Malaypler disejahterakan oleh penjajahnya, melalui Genting Highland dan dimunculkanlah ikon Petronas, dan ikon-ikon perusahaan Malaypler sebagai penyumbang kesejahteraan dan kemakmuran ekonomi, walaupun sesungguhnya mesin uang Malaypler adalah Genting Highland. Tetapi sesungguhnya manusia adalah mahluk yg ingin bebas dan merdeka sesuai hak asasi manusia. Berjuanglah terus untuk merdeka Malaypler !!! Seperti Indonesia.
Gak usah bangga punya Petronas.
Dasar Malaypler maling budaya, udah taun 2007 masih dijajah... capeeeeeeeeeee deeeeeeeeeeeee
Tidak ada komentar:
Posting Komentar